Semua Jalan Layang Ditutup Di Bandung Saat Malam Tahun Baru, Berikut Profile Flyover Mochtar Kusumaatmadja. Pada malam tahun baru atau penggantian tahun 2023 ke 2024 blokade jalan layang akan dilaksanakan di Bandung. Dikutip dari Di antara, Penjabat (PJ) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin mengatakan peraturan ini dibikin karena warga kerap berkerubung di flyover, yang mempunyai potensi mengakibatkan kelengahan dan mencelakakan pengendara lain.

Bey sampaikan jika dia akan memerintah Pemerintahan Kota Bandung untuk lakukan publikasi berkaitan blokade jalan layang itu. Salah satunya flyover yang ditutup ialah Pasupati atau Jembatan Layang Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja. Peralihan nama Pasupati itu terjadi pada Maret 2022. Hal tersebut dilaksanakan untuk menghargai Mochtar yang baru disarankan menjadi pahlawan nasional pada 2022.

Lalu, siapa itu Mochtar Kusumaatmadja?

D ikutip dari teman dekatmuseumkaa.com, Mochtar dikenali sebagai salah satunya kreator dan penerus ide Wacana Nusantara. Ide ini meliputi pengetahuan Mochtar mengenai hukum laut dan posisi Indonesia sebagai negara kepulauan.

Awalannya, gagasan ini disarankan oleh Ir. Djuanda dan digerakkan oleh Mochtar saat memegang sebagai Menteri Luar Negeri dari tahun 1978 sampai 1988. Wacana Nusantara ini selanjutnya dianggap dengan internasional di tahun 1982, mengaku Indonesia sebagai negara kepulauan.

Mochtar berperanan saat tingkatkan luas daerah Indonesia sampai 2,5x lipat dengan perjuangkan lingkungan laut Indonesia. Menurut dia, ada permasalahan dalam ketentuan daerah bikinan Belanda yang ditata di pasal 1 ayat 1 Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie (TZMKO, Ordonansi Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim) Undang-undang Laut bikinan Belanda 1939, yang atur laut teritorial Indonesia cuma sepanjang 3 mil dari garis air paling rendah. Ini memungkinkannya kapal asing berkeliaran bebas di Indonesia.

Semua Jalan Layang Ditutup Di Bandung Saat Malam Tahun Baru, Berikut Profile Flyover Mochtar Kusumaatmadja

Semua Jalan Layang Ditutup Di Bandung Saat Malam Tahun Baru, Berikut Profile Flyover Mochtar Kusumaatmadja

Ide Mochtar disokong oleh Pemerintahan waktu itu yang sedang perjuangkan ide negara kepulauan. Ini tercermin dalam Maklumat Juanda di tahun 1957 dan diundangkannya UU No. 4/PP tahun 1960 mengenai Perairan Indonesia sebagai pengokohan dari Maklumat Djuanda 1957. Maklumat Djuanda memutuskan jika lebar laut daerah Indonesia jadi 12 mil laut.

Mochtar meneruskan perjuangan ini sampai Pertemuan Hukum Laut ke-3 di Ciracas di tahun 1974, di mana dia sukses tanda-tangani Pakta Federasi Bangsa-Bangsa mengenai Hukum Laut pada 10 Desember 1982 di Montego Bay, Jamaica, bersama 119 penandatangan yang lain.

Saat sebelum jadi Menteri Luar Negeri, Mochtar Kusumaatmadja raih gelar Master Hukum dari Yale University Law School pada 1956, dan gelar Sarjana Hukum dari Kampus Indonesia. Kemudian, dia jadi dosen di Fakultas Hukum Kampus Padjadjaran dan raih gelar doktor pengetahuan hukum di tahun 1962.

Gelar doktor Mochtar sebelumnya sempat ditarik oleh Presiden Sukarno karena kritiknya pada Manifesto Politik Sukarno. Tetapi, Mochtar mendapat lagi gelar doktor dari Harvard Law School dan Kampus Chicago, Trade of Development Research Fellowship, Amerika Serikat di tahun 1964 dan 1966.

Pada 1970, Semua JalanĀ  Mochtar dipilih jadi Guru Besar Hukum Internasional dan memegang sebagai dekan Fakultas Hukum. Dia jadi Rektor kelima Kampus Padjadjaran di tahun 1973-1974. Kemudian, dia diangkat oleh Soeharto sebagai Menteri Kehakiman Indonesia ke-16 dari 1974 sampai 1978 dalam Cabinet Pembangunan II. Mochtar selanjutnya memegang lagi sebagai Menteri Luar Negeri Cabinet Pembangunan III dari 1978 sampai 1988.

Mochtar, sebagai akademiki hukum yang aktif pada Hukum Laut dan mempunyai kontributor besar berkaitan Wacana Nusantara, memilih untuk stop mengajarkan di tahun 1999. Sebagai penghargaan atas jasanya, nama Mochtar Kusumaatmadja didokumentasikan sebagai Gedung Perpustakaan Hukum di tahun 2009. Dia wafat di tahun 2021, satu tahun saat sebelum namanya dijadikan Jalan Layang paling besar di Kota Bandung, Jawa Barat.